Di zaman postmodern sekarang ini, hampir tidak mungkin menciptakan bagi kita untuk menciptakan hal-hal yang benar-benar baru. Apa yang kita buat, saksikan, maupun nikmati tidak lain adalah bentuk lain dari hal yang sudah ada. Sebaliknya, hal-hal yang sudah ada dapat menjadi alasan bagi kita untuk membuat hal-hal yang menurut kita baru. Sebagian dari kita menyebutnya inspirasi.




Dua tahun sebelum aku menjajal canyoning, ternyata National Geographic telah mengangkat mengenai aktifitas canyoning di Australia. Artikel tersebut menjadi salah satu artikel yang paling mudah kita jumpai saat melakukan pencarian dengan mesin pencari Googel dengan keyword "canyoning", dan dapat kita jumpai di sini.



Di pertengahan 2013, barulah seorang teman memberikan majalah tersebut sebagai salah satu perpisahan kami. Dan sekarang aku malah sangat antusias dengan aktifitas yang satu ini. What a coinsidence. Majalah itu aku scan dan aku tampilkan di sini sekedar untuk sedikit mengingat sebuah literatur yang secara tidak langsung inspirasiku untuk mencoba canyoning.




*ngomong-ngomong, suatu waktu entah kapan tepatnya, aku pernah memiliki cita-cita untuk menjadi fotografer majalah National Geographic. Di awal-awal aku belajar fotografi saat SMA dan awal kuliah, aku selalu pun selalu terkagum dengan foto-foto di majalah tersebut. Bahkan kalau dihitung, aku sudah tiga kali mengajukan lamaran ke National Geographic Indonesia (NGI) tanpa membawa hasil. Aku pernah mendengar ada seorang fotografer NG luar yang baru berhasil mendapatkan posisinya setelah delapan kali melamar menjadi fotografer NG. Mungkin perjuangan itu bisa juga menjadi inspirasi walaupun sekarang aku tak lagi begitu tertarik dengan posisi fotografer NG. :)