About Me


Aku Isro Adi Harso, 25 tahun. Aku lahir di Purbalingga, kota kecil di sebelah selatan Pulau Jawa. Seperti kebanyakan anak kecil di Indonesia, aku banyak menghabiskan masa kecilku dengan berlari di antara tanaman padi, berenang di sungai, atau tersesat di antara hutan dan perbukitan. Jalan setapak, perjalanan, tantangan, dan alam adalah kenangan yang tersimpan hingga saat ini.

Ketertarikanku terhadap olahraga dan kegiatan ekstrim dimulai saat aku berumur tiga belas saat BMX lebih menarik perhatianku dibandingkan sepakbola atau basket. Sejak itu aku mencoba olahraga lain seperti in line skate dan skateboard. Pada masa SMA, aku mengasah bakat dan keterampilan menghadapi alam dengan bergabung di sebuah komunitas pecinta alam yang juga menjadi awal perkenalan dengan panjat tebing.

Aku terus mencoba berbagai hal baru seperti backpacking, panjat gunung, caving, rafting, hingga kayaking. Hingga ketertarikan pada fotografi membuatku memutuskan untuk beralih menekuni fotografi dan visual art di bangku universitas jurusan Ilmu Komunikasi. Pada semester keempat, saat aku genap sembilan belas, aku memulai karir sebagai pewarta foto. Selama empat tahun menekuni profesi pewarta foto, aku juga aktif dalam berbagai komunitas seni visual seperti fotografi, desain grafis, street art, dan juga musik indie.

Kebosanan terhadap rutinitas dan tantangan alam kembali memanggilku. Setelah lulus dari universitas aku memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan dan kembali ke papan panjat serta mencoba tebing alam. Mei 2012, panjat tebing mengantarkanku hingga mengenal slackline. Sebuah olahraga yang menitikberatkan pada keseimbangan, konsentrasi, dan keberanian. Lebih dari itu, dalam filosofi slacklife aku menemukan diriku sendiri. Slackline bukan semata tentang keberanian dan kemampuan, tetapi fokus untuk mencapai satu tujuan.

Pengalaman pribadi yang aku tulis dalam blog ini didedikasikan demi kemajuan panjat tebing dan slackline di Indonesia. Atau bahkan dunia. 

***
 
Hello, I am Isro Adi Harso, 25 years old. I was born in Purbalingga, a small town in the south side of Java Island. Like most of Indonesian village kids, I spent my childhood running amongst paddy fields, swimming in the river, or getting lost in the woods or hills. My footsteps on the muddy path, the journey, the challenges, and nature are memories that I never forget.

My interest in extreme sports started when I was thirteen when BMX grabbed my attention more than football or basketball. Since then I tried other sports such as in-line skate and skateboard. During highschool, I improved my skill to face the nature by joining an outdoor community which introduced me to rock climbing.

I keep trying and looking for my passion by doing backpacking, mountain climbing, caving, rafting, to whitewater kayaking. Until I decided to concern in photography and visual art when I studied in university, communication science departement. On the fourth semester, I started my career as a full time photojournalist. For four years, I focused on photography and did many visual art projects and spent my time in various communities such as photography, graphic design, street art, and also indie music community.

Boring routines and challenges of nature called me back and I decided to quit my job after graduating from university. Since that moment, I went back to wall climbing panels and tried rock climbing adventure. In May 2012, rock climbing introduce me with slacklining, a sport about balance, concentration, and courage. Moreover, slacklife philosophy made me find myself. Slackline is not only about skills and bravery, but focus to achieve one goal.

My own personal experience I write on this blog is dedicated to the development of rock climbing and slacklining in Indonesia. Or even all around the globe.

One Comment

  1. hai, masihkah aktif di blog? ive been looking for your socmed, cant find any.

    ReplyDelete