Slackline masih merupakan olahraga baru di Indonesia, bertemu dengan sesama pegiat slackline bisa menjadi suatu hal yang sangat bernilai.
Rabu, 20 Agustus 2014. Hari ini merupakan hari keduabelas dalam trip Bali-Lombokku dan merupakan hari keduaku di Bali. Saat itu masih tersisa aku, Sadham, dan Pandu. Tiga orang lain, yaitu Dika, Mas Erry, dan Lanang telah pulang terlebih dahulu. Kami menyempatkan untuk mengunjungi salah satu komunitas slackline di Bali.
Mereka adalah salah satu komunitas slackline yang cukup aktif. Kami mengetahuinya dari keaktifan mereka di beberapa forum slackline. Walaupun belum pernah bertemu, namun sosial media membuatnya sangat mudah. Menemukan orang lain dengan ketertarikan sama, berkomunikasi, dan memungkinkan kami untuk bertemu satu sama lain.
Sebelumnya, mereka memiliki nama 3V Slacklines. Yang aku tahu, nama itu diambil dari salah satu gym di Bali yang juga menyediakan slackline sebagai salah satu program latihan mereka. Baru-baru ini mereka mengganti nama menjadi Bali Slacklines.
Nama, terutama untuk komunitas memang sederhana namun penting. Dan tampaknya nama Bali Slacklines memang cocok untuk mewakili mereka yang setahuku merupakan pegiat slackline awal Pulau Bali. Dengan menggunakan nama Bali Slacklines juga memungkinkan mereka menjaring lebih banyak pegiat, tidak terbatas pada satu gym saja.
Setelah berkirim pesan, maka sore di Lapangan Puputan Badung Bali menjadi tempat pertemuan kami. Kami yang semuanya tidak begitu paham Bali, hanya menuruti sopir taxi yang membawa kami. Lapangan itu memang menjadi lokasi latihan rutin mereka. Letaknya tidak jauh dari tempat kami menginap, maksudnya menumpang. Sekitar sepuluh menit dari kosan eksponen (senior) mapala UNS, yang merupakan eksponen Sadham dan Pandu.
Begitu sampai di Lapangan Puputan Badung, telah berkumpul beberapa orang. Salah satu pegiat slackline asal Bandung, Ceppy "Mphiew" Bekajaya bahkan sedang berada di sana. Suatu kebetulan. Namun ia tidak lama menemani kami karena dia harus segera mengejar pesawat yang akan membawanya pulang ke Bandung.
Ceppy merupakan salah satu "generasi awal" pegiat slackline Bandung. Dia juga anggota Pushing Panda Bandung yang cukup aktif memperkenalkan slackline di beberapa daerah. Aku mengenalnya sejak pertama menggeluti slackline. Di awal perkenalanku dengan slackline, aku memang belajar dari pegiat slackline di Bandung. Mengingat saat itu belum banyak orang mengetahui tentang slackline.
Minuman lokal khas Bali menemani mereka yang berkumpul di antara pohon cemara yang menjadi anchor. Tempat itu cukup nyaman untuk bermain slackline dan menjadi salah satu tempat rekreasi keluarga. Dari pertemuan itu, kami mengenal Mbah Edi, Mang Windu, dan seorang slacker muda bernama Daniel Batamta.
Dalam pertemuan yang cukup singkat, kami memanfaatkannya dengan berlatih dan sedikit sharing tentang trik slackline. Sisanya, kami ngobrol ngalor ngidul di luar konteks slackline. Suasananya sangat santai dan cair, sedangkan mereka sangat hospitable dengan semboyan mereka "slacklglek". Kalian akan mengetahuinya jika bertemu mereka.
Mereka menceritakan salah satu spot highline di Uluwatu Bali. Dari foto-foto di album Facebook Mbah Edi, spot itu tampaknya sangat menarik. Lain waktu, aku mungkin akan mengunjungi mereka dan menjajal jalur itu.
Ngomong-ngomong, ada sedikit foto sewaktu aku berada di Bali.