Dalam Dunia Visual

Posted by on Tuesday, August 6, 2013

Pada postingan sebelumnya tentang Purwokerto Bersatu, aku menyinggung sedikit tentang ketertarikanku terhadap seni visual di kota yang penuh kreativitas, Purwokerto. Selama empat tahun menjadi fotojurnalis, terkadang muncul rasa bosan dan jenuh terhadap fotografi. Walaupun hingga saat ini fotografi masih menjadi keterampilan utama yang aku miliki.




Otak dan ideku tampaknya selalu mengalami kontemplasi dan dinamika, serta terus berubah. Aku telah mendalami fotografi sejak kelas dua SMA, tetapi terkadang ada keliaran ide yang tidak dapat aku tuangkan dalam bidang still image bernama fotografi. Ada sisi di mana bayang-bayang dalam kepalku hanya bisa divisualisasikan melalui goresan tinta di atas kertas.

Saat aku memutuskan untuk keluar dari pekerjaanku, menggambar menjadi satu-satunya hal yang aku tekuni. Selama lebih dari enam bulan aku belajar mengasah karakter akan imaji goresanku. Beberapa event pun pernah aku gelar bersama beberapa "kawan seperjuangan" di kota Purwokerto. Beberapa karya aku hasilkan dan beberapa karakter serta teknik menggambar juga aku tekuni sebagai bukti dari proses belajar.

Karater menggambarku dimulai dari ketertarikanku dengan karakter psychedelic, lalu gambar-gambar bertema Budhist Art penuh ornamental, hingga sebelum aku berhenti menggambar, aku sangat tertarik dengan goresan-goresan bertema bebas dengan obyek-obyek rumit. 

Dan memang tampaknya aku bukan tipe orang yang betah duduk berlama-lama di depan meja. Hingga panggilan alam mempertemukanku dengan slackline dan tampaknya aku telah jatuh cinta pada aktifitas ini. Aku pun ingin mengabdikan diri untuk aktifitas ini. Walaupun demikian, terkadang bayangan-bayangan di kepalaku kerap kali muncul dan menunggu untuk aku goreskan di atas kertas.

Di sisi lain, saat ini aku sangat tertarik dengan motion image berupa video. Banyak ide dan imajinasi alam bebas yang ingin aku ceritakan ke dalam bentuk video, tetapi saat ini aku belum menemukan partner yang cocok. Sesekali aku memimpikan menjadi bagian dari tim dokumentasi aktifitas alam bebas seperti tim Camp 4 Collective, One Inch Dream, atau tim lain. Tetapi banyak kendala dan keterbatasan yang menanti, serta sangat sulit menemukan tim dengan ketertarikan yang sama.

Kembali pada bahasan artwork yang aku ceritakan sebelumnya, inti dari postingan ini sebenarnya aku ingin menunjukkan pada kalian beberapa hasil karyaku karena aku tidak punya halaman pribadi untuk menunjukkan karya-karyaku. Postingan kali ini mungkin tidak ada hubungannya dengan slacklining dan rock climbing, dan aku hanya mencoba untuk menunjukkan sisi lain dari diriku.

Terima kasih sudah menyimak. Maaf jika postingan kali ini tidak relevan dengan slackline dan climbing.

Salah satu artwork pertamaku yang saat itu meniru karakter Jeremyville. Dicetak dalam bentuk T-shirt sebagai merchandise mata Kuliah Kerja Usaha (KKU) di universitas.

Karya pertamaku yang digunakan sebagai artwork event musik bergenre hardcore dan melodic punk 3 tahun lalu. Dicetak dalam bentuk t-shirt untuk merchandise event.

Karya lain yang digunakan sebagai artwork event musik. Dicetak dalam bentuk t-shirt untuk merchandise event.

Karyaku saat mulai menekuni karakter psychedelic dan mempelajari pattern dan nirmana.

Karyaku saat mulai menekuni karakter psychedelic dan mempelajari pattern dan nirmana. Satu seri dengan karya sebelumnya.

Karyaku saat masih belajar tentang karakter psychedelic juga. Baru-baru ini karya lawas tersebut digunakan sebagai artworkdalam event Purwokerto Bersatu.

Karya bertema psychedelic juga. Aku mencoba menambahkan unsur realis dan memadankannya dengan pattern dan nirmana.

Artwork yang rencananya akan digunakan salah satu band rock 'n roll garage. Aku membuatnya bertema psychedelic, merupakan perpaduan pattern yang membentuk gambar anjing. Jika dilihat lebih detail, ada gambar beberapa personel band di dalamnya.
Karyaku saat bereksperimen dengan pattern garis, meniru karakter Heri Ye, salah satu artworker Cina favoritku. Saat itu, gambar berukuran A1 tersebut ditampilkan dalam pameran NKRI di Freshco Caffee Purwokerto tanggal 16-21 Agustus 2012.
Karyaku yang rencananya digunakan untuk album kompilasi musik indie Purwokerto Empty space Journey #2. Berisi 9 situs tempat di Purwokerto yang digambar secara terpisah kemudian digabungkan dengan software digital.
Poster issue album kompilasi musik indie Purwokerto Empty space Journey #2.

Artwork yang digunakan untuk album musik band noise Purwokerto The Telephone dengan judul "Materialisme, Dialektika, Logika". Awal mula ketertarikan terhadap Budhist Art dan mencoba memvisualisasikan hal-hal berbau fislosofis. Dicetak juga dlam bentuk T-shirt merchandise eksklusif The Telephone.

Artwork lain dalam album Materialisme, Dialektika, Logika - The Telephone. Dibuat dengan menggambar masing-masing obyek secara terpisah, lalu digabungkan dengan software digital. Tujuannya agar setiap obyek dapat digunakan dalam artwork lain.

Artwork lain dalam album Materialisme, Dialektika, Logika - The Telephone. Dibuat dengan menggambar masing-masing obyek secara terpisah, lalu digabungkan dengan software digital. Tujuannya agar setiap obyek dapat digunakan dalam artwork lain.

Artwork lain dalam album Materialisme, Dialektika, Logika - The Telephone. Dibuat dengan menggambar masing-masing obyek secara terpisah, lalu digabungkan dengan software digital. Tujuannya agar setiap obyek dapat digunakan dalam artwork lain.

Artwork untuk The Telephone yang ditampilkan dalam event Diorama, 5 November 2010. Dibuat dengan menjiplak obyek dalam artwork album Materialisme, Dialektika, Logika di atas kertas berukuran A1 dengan sedikit cipratan tinta karakter khas artworker Nanami Cowdroy.

Artwork yang juga ditampilkan dalam event Diorama, 5 November 2010. Digambar pada kertas ukuran A3 dan dicetak sebagai background raksasa dalam pementasan tersebut berukuran 6 meter X 10 meter. Sayangnya background itu lenyap satu hari setelah acara berlangsung.
Awal mula ketertarikan  gambar bebas bertema tengkorak dengan goresan asal-asalan seperti artwork-artwork industrial musik metal.


Salah satu gambarku yang paling detail dengan proses pengerjaan paling lama, sekitar dua minggu dengan teknik pointilism. Dibuat di atas kertas ukuran A2 untuk lomba desain T-shirt band Sarasvati "Story of Peter". Sayang kalah.

Seri artwork berjudul "Beauty and The Besat". Dibuat dengan teknik pointilism yang juga dengan proses pengerjaan cukup lama. Dibuat di atas kertas ukuran A2, dan ditampilkan dalam pameran di FLEA Magic Store Purwokerto.

Seri artwork berjudul "Beauty and The Besat". Dibuat dengan teknik pointilism yang juga dengan proses pengerjaan cukup lama. Dibuat di atas kertas ukuran A2, dan ditampilkan dalam pameran di FLEA Magic Store Purwokerto.

Seri artwork berjudul "Beauty and The Besat". Dibuat dengan teknik pointilism yang juga dengan proses pengerjaan cukup lama. Dibuat di atas kertas ukuran A2, dan ditampilkan dalam pameran di FLEA Magic Store Purwokerto.

Artwork berjudul "Virtue" dalam seri "Aves" yang merupakan perkembangan gaya pointilism dengan coretan asal. Style terkhir sebelum aku berhenti menggambar. Ditampilkan dalam pameran yang juga berjudul "Aves" di Palmerah Caffee Purwokerto.

Artwork berjudul "Beauty, Truth, Power" yang merupakan perkembangan gaya pointilism dengan coretan asal. Style terkhir sebelum aku berhenti menggambar.

Artwork berjudul "Kolibree" dalam seri "Aves" yang juga ditampilkan dalam pameran yang juga berjudul "Aves" di Palmerah Caffee Purwokerto.

Artwork berjudul "The Bird and The Beard" dalam seri "Aves" yang juga ditampilkan dalam pameran yang juga berjudul "Aves" di Palmerah Caffee Purwokerto.
Artwork berjudul "House of finch" dalam seri "Aves" yang juga ditampilkan dalam pameran yang juga berjudul "Aves" di Palmerah Caffee Purwokerto.

Artwork berjudul "The Crow" dalam seri "Aves" yang juga ditampilkan dalam pameran yang juga berjudul "Aves" di Palmerah Caffee Purwokerto.

Artwork berjudul "Skull of Crow" dalam seri "Aves" yang juga ditampilkan dalam pameran yang juga berjudul "Aves" di Palmerah Caffee Purwokerto.




Leave a Reply