Beberapa hari sebelumnya, adikku mendaki Gunung Slamet dan dalam
perjalanannya di bertemu seorang pemanjat dari Jakarta. Dalam
pertemuannya yang singkat, Moko mengatakan bahwa akan ada jambore
pemanjat tebing di Pelabuhan Ratu.
Kabar itu pun langsung disampaikan kepadaku, karena adikku tahu aku sedang keranjingan panjat tebing. Dan pada tanggal yang ditentukan, kami berangkat dari Purwokerto bertiga dengan salah satu temanku, Bayu Kreshwandono, seorang jomblo yang juga fotografer yang sedang belajar untuk komersial. Kami berangkat dari Jakarta menuju Pelabuhan Ratu bersama teman adikku Moko dan Bagus Anugrah. Aku mengenal Bagus sejak beberapa tahun sebelumnya dan sering menggarap project bersama, baik sosial ataupun komersial. Semuanya selalu berhubungan dengan kreatifitas. Dan saat itu kami tengah menggarap project yang juga berhubungan dengan panjat tebing walaupun Bagus bukan merupakan type anak yang mampu memanjat tebing. Haha...
Langkah pertama |
Lokasi yang kami tuju cukup terpencil. Beruntung kami dapat menemukan
tempat itu. Kurang beruntung bagi kami, bahwa ternyata itu bukan
jambore pemanjat tebing seperti yang dikatakan Moko. Kami mendarat di
properti pribadi milik pasangan berkebangsaan Indonesia - Inggris.
Octavia Evie dan Graham Mitchel a.k.a Goz Wold (belakangan saya tahu
bahwa Goz Wold itu adalah panggilan adik-adik Goz kepadanya).
Dan
kekeliruan bukan hanya di situ. Itu benar-benar bukan jambore pemajat
tebing Indonesia, tetapi adalah pesta ulang tahun Goz!!!
Yap. Pesta ulang tahun Goz!
Keramaian di antara teman-teman baru. |
Benar-benar
di luar ekspektasi. Acara ulang tahun diisi dengan camping dan barbeque
party. Sisi baiknya, kami mengenal teman baru, yaitu rekan-rekan Mba
Evi yang juga pemanjat gunung. Sekitar 20 orang total. Di sela-sela
obrolan kami, Goz mengatakan bagian dari propertinya berupa tebing yang
layak dipanjat. Saya membayangkan tebing macam apa yang berada di areal
tanah pribadi seluas delapan belas hektar tersebut.
Tenda di lokasi tebing milik Goz dan Mba Evie di Pelabuhan Ratu |
Dan
benar saja, pagi berikutnya aku bangun pagi dan menyiapkan sepatu
panjat, harness, dan chalk bag. Tetapi tebing yang saya dapati bukan
tebing vertikal. Hanya tebing dengan miring yang bisa dipanjat dengan
teknik smearing. Dan lagi aku memanjatnya dengan teknik top rope! Tapi
itu cukup menghibur dan mengendurkan otot hari itu.
Boulder venue. |
Hiburan
hari itu masih berlanjut. Setelah memanjat tebing dan sarapan bersama,
Goz menanyakan kepada kami. "Ada yang tahu slackline?"
Tentu
saja kami menggelengkan kepala. Tak satupun dari kami tahu apa itu
slacklining. Goz sendiri belum pernah tahu apa itu slakcline. "Semacam
tali webbing, diikatkan di pohon dan ada penariknya. Kalau sudah
kencang, kita berjalan di atasnya", Mba Evie menjelaskan sambil membawa
dua kotak Elephant slackline.
Untuk pertama kalinya
kotak itu dibuka, dan untuk pertama kalinya kami melihat seperti apa
slackline itu. Kami bahkan tidak tahu bagaimana menggunakannya. Kami
hanya berpedoman dengan melihat gambar yang tertera di manual booknya
yang berbahasa jerman.
Elephant Slacklines milik Goz |
Elephant Slacklines milik Goz |
Kami memasangnya pada dua buah pohon yang ada di salah satu bagian lahan milik Goz. Sebagian dari kami mencoba, dan semuanya gagal di langkah pertama. Dan bagiku, hari itu adalah langkah awal yang sangat menentukan!
Bagus on the line. |
Fake Vertical Jump. LOL. |
Slackline,
Everything Begins From The First Step (part 1)
A few days earlier, my brother hiked Mount Slamet and in his journey he met a
climber from Jakarta, Moko. In this short meeting, Moko told him that there
would be a climber jamboree in Pelabuhan Ratu.
The news was immediately communicated to me, because my brother knows I'm avid
to rock climbing. And on the specified date, we departed from Purwokerto with
one of our friends, Bayu Kreshwandono, a single photographer who is learning
commercial photography. We departed from Jakarta to Pelabuhan Ratu with Moko
and Bagus Anugrah. I know Bagus often worked on communal projects few years
before, either socially or commercially. Everything is always associated with
creativity. And at that time we were also working on projects related to rock
climbing although Bagus is not a type of guy who is able to climb a rock. Haha
...
The location we were heading was in quite remote area. Lucky we could find it.
Less fortunate for us, that apparently it was not the rock climber jamboree
like Moko said. We landed on private property owned by Indonesia – English
couple. Octavia Evie and Mitchel Graham a.k.a Goz Wold (later I knew that Goz
Wold is the nickname given to Goz by his younger brothers).
And the mistake wasn’t only that. It was Goz’s birthday party!!!
Yap. Goz's birthday party!
Trully beyond our expectations. The birthday was celebrated with camping and
barbeque party. The good thing is that we met new friends, Evi’s friends, who
are mountaineers. About 20 people in total. In the middle of our conversation,
Goz said some parts of his land are decent cliffs to climb. I imagine what kind
of cliffs located in the of eighteen hectares private land.
I got up early the next morning and set up climbing equipments. But I found no
vertical cliffs. There were only cliffs with slopes that could be climbed by
smearing. And I climbed it with top rope technique! But it was quite
entertaining and relaxing muscles that day.
The amusement continued. After climbing the cliffs and having breakfast
together, Goz asked us. "Anyone knows slackline?"
Of course we shooked our heads. None of us knew what slacklining was. Goz had
never known what it slackline was. "A kind of webbing, strapped to trees
with pullers. If it is tight enough, we can walk on it," Evi explained
while carrying two boxes of Elephant slackline.
For the first time the box was opened, and for the first time we saw how
slackline looks like. We didn’t even know how to use it. We were only referring
to the pictures in the German translation manual book.
We installed it on two trees in a part of Goz’s land. Some of us tried it, and
all failed on the first step. For me, that day was a crucial first step!